Teaching Mastery Framework

Teaching Mastery Framework (TMF) adalah kumpulan kompetensi yang harus dimiliki seorang guru untuk bisa mengajar secara efektif. Efektifitas pengajaran di ukur dgn response siswa selama proses pengajaran berlangsung yang bisa dikelompokkan pada 4 aspek yaitu: Afeksi, Behavior, Engagement dan Cognition. Keempat aspek ini harus bisa terukur secara objektif, artinya, guru harus mampu menunjukkan bukti bahwa siswa berhasil memperlihatkan kemajuan pada keempat aspek tersebut. TMF dirancang secara bertahap oleh Zulfikar Alimuddin, dan kemudian dikembangkan berdasarkan proses implementasi, review dan evaluasi secara berkelanjutan selama hampir 4 tahun di Global Islamic Boarding School, sebuah sekolah berasrama bagi siswa SMP dan SMA.

Teaching materi Framework terdiri dari

1. Pedagogical Content Knowledge (PCK)

kombinasi khusus antara konten dan pedagogi yang dibangun secara unik oleh para guru dan dengan demikian merupakan bentuk khas dari pengetahuan dan pemahaman profesional seorang pendidik atas materi ajarnya yang dibawakan secara eksklusif di dalam kelas. PCK juga dikenal sebagai pengetahuan racikan seorang guru. Ia terdiri dari pengetahuan terpadu yang mewakili akumulasi kebijaksanaan guru sehubungan dengan cara pengajaran yang ia gunakan meliputi: pengetahuan pedagogi, pengetahuan akan pemahaman siswa, pengetahuan akan materi pelajaran, dan pengetahuan guru atas kurikulum. Pengetahuan konten pedagogis harus ditangani dalam konteks pedagogi yang beragam. PCK mengetahui apa, kapan, mengapa, dan bagaimana mengajar menggunakan reservoir pengetahuan tentang praktik dan pengalaman mengajar yang baik oleh seorang guru.

2. Higher Order Thinking Skill

konsep reformasi pendidikan yang didasarkan pada taksonomi pembelajaran (seperti Revisi Taksonomi Bloom). Ide dasarnya adalah bahwa beberapa jenis pembelajaran membutuhkan lebih banyak proses kognitif daripada yang lain, tetapi juga memiliki manfaat yang lebih besar. Dalam taksonomi Bloom, misalnya, keterampilan yang melibatkan analisis, evaluasi, dan kreasi pengetahuan baru dianggap memiliki level yang lebih tinggi daripada pembelajaran atas fakta dan konsep yang memerlukan metode pembelajaran dan pengajaran yang berbeda. HOTS meliputi kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif. Kemampuan ini dapat diaktifkan ketika individu menghadapi masalah, ketidakpastian, pertanyaan, atau dilema yang tidak dikenal. Keberhasilan pengajaran HOTS akan menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan untuk membuat penjelasan, keputusan, kinerja, dan gagasan atau produk yang orisinil.

3. Lesson Plan

Deskripsi terperinci guru tentang perencanaan sesi pengajaran atau skenario belajar siswa di kelas. Lesson plan dibuat harian dan dikembangkan oleh seorang guru untuk membimbing pembelajaran kelas.

4. Teaching Tactics

Sekumpulan strategi tindakan guru untuk mengarahkan suasana belajar di kelas terkait dengan pencapaian tujuan pembelajaran seperti memberikan instruksi-instruksi khusus atau startegi belajar tertentu untuk menghadapi suasana kelas yang dinamis.

5. Classroom Management

Mengacu pada beragam keterampilan dan teknik yang digunakan guru untuk menjaga siswa tetap mengikuti pembelajaran, fokus, penuh perhatian, mengerjakan tugas, dan produktif secara akademis selama di kelas. Ketika class management dijalankan secara efektif, guru meminimalkan perilaku yang menghambat pembelajaran bagi siswa secara individu maupun kelompok, sementara memaksimalkan perilaku yang memfasilitasi atau meningkatkan pembelajaran. Secara umum, guru yang efektif cenderung menunjukkan keterampilan manajemen kelas yang kuat, sedangkan ciri dari guru yang kurang berpengalaman atau kurang efektif adalah kelas yang tidak teratur yang dipenuhi dengan siswa yang tidak bekerja atau tidak memperhatikan.

6. Soft Skill

Entitas kepribadian, atribut personal, serta kemampuan komunikasi yang dibutuhkan seorang guru untuk sukses dalam pengelolaan pembelajaran.

7. Teaching Scenario

Urutan alur pembelajaran yang djalankan seorang guru dalam pembelajaran di kelas berdasarkan lesson plan yang ia buat. Skenario pengajaran yang disusun dengan baik tidak hanya memungkinkan anak untuk mengeksplorasi topik yang kompleks secara mendalam dan mencapai tujuan pembelajaran, tetapi juga mengembangkan keterampilan mereka dalam pemikiran analitis, kolaborasi, komunikasi, dan membantu mereka mengembangkan kepercayaan terhadap keterampilan tersebut.

8. Teaching Grading

Proses penilaian kinerja guru untuk tujuan self reflection dengan meninjau ulang kelasnya melalui video dan mendapatkan feedback atas efektivitas pengajarannya di kelas dalam kaitannya dengan pengembangan kompetensi mengajar yang dimiliki guru dan apa yang harus mereka lakukan untuk memperbaikinya.

Pelajari Teaching Mastery Framework dengan lebih mendalam di berbagai event Hafecs

×

Kami siap membantu Anda

Selamat datang di Hafecs. Jika ada hal yang ingin ditanyakan terkait layanan kami, jangan sungkan untuk bertanya melalui call centre Hafecs di bawah melalui WhatsApp atau kirim email melalui halaman kontak kami
×