PENDAHULUAN

Peningkatan kualitas pembelajaran kimia melalui Integrasi Pedagogical Content Knowledge (PCK) merupakan harapan bagi pembelajaran yang lebih efektif dan relevan dalam konteks pendidikan kimia. Namun, realitas di lapangan seringkali menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan tersebut dengan kondisi aktual pembelajaran. Meskipun terdapat upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, sebagian besar pembelajaran masih mengalami kendala dalam mengaitkan materi kimia dengan konteks spesifik kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini tercermin dalam tingkat keterlibatan dan pemahaman siswa yang mungkin belum optimal.

Harapannya, Integrasi PCK khususnya aspek Knowledge of Specific Context yang mana membahas pengetahuan-pengetahuan tentang konteks spesifik yang harus dimiliki guru sehingga hal ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi kelemahan pembelajaran yang terjadi saat ini.  Bagaimana seorang guru dapat meningkatkan pembelajaran Kimia melalui pengalaman belajar yang terkontekstualisasi? Dengan tujuan agar siswa lebih terlibat dan memahami konsep secara lebih mendalam, guru perlu mengintegrasikan konsep kimia ke dalam konteks kehidupan sehari-hari siswa. Dengan demikian, siswa tidak hanya memahami konsep-konsep kimia secara teoritis, tetapi juga merasakan relevansinya dalam konteks kehidupan.

 

Meningkatkan Pembelajaran Kimia Melalui Pengalaman Belajar yang Terkontekstualisasi


PEMBAHASAN

Pedagogical Content Knowledge (PCK) awalnya didefinisikan oleh Shulman (1987, p.8) sebagai campuran khusus antara konten dan pedagogi yang terdiri dari pengetahuan tentang representasi yang berguna untuk mengajar suatu mata pelajaran dan pengetahuan tentang (kesalahan) konsepsi dan kesulitan dengan mata pelajaran yang biasa dialami oleh peserta didik.[1] Pengetahuan ini menjadi prasyarat penting bagi seorang guru agar dapat menghadirkan pembelajaran yang efektif untuk siswa-siswanya.

Pembelajaran yang efektif dapat dimaknai pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk mendapatkan suatu konsep pelajaran dengan bantuan guru.[2] Seorang guru kimia khususnya dapat meningkatkan pembelajaran kimianya melalui pengalaman belajar yang terkontekstualisasi dengan memahami dan menerapkan salah satu aspek PCK yakninya Knowledge of Specific Context. Knowledge of Specific Context diartikan sebagai pengetahuan mengenai konteks tertentu yang dihubungkan dengan materi yang akan diajarkan oleh guru kepada siswa-siswanya.[3]  Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil guru untuk mengkontekstualisasi pembelajarannya:

 

Pemahaman Profil Siswa

Guru harus mengumpulkan informasi tentang latar belakang siswa, kehidupan sehari-hari, dan pengalaman pribadi yang mungkin relevan dengan pembelajaran kimia. Hal ini membantu guru untuk menentukan konteks spesifik apa yang akan dia pilih sebagai pintu masuk pembelajaran di ruang kelas.[4]

 

Penyusunan Materi Pembelajaran yang Relevan dan Aktual

Guru dapat menyusun materi pembelajaran yang relevan langsung dengan kehidupan siswa ataupun kejadian-kejadian yang aktual.  Dalam mengaitkan pembelajaran kimia dengan kejadian aktual, seorang guru dapat menghadirkan konsep-konsep kimia ke dalam konteks kejadian aktual. Misalnya, saat membahas konsep reaksi kimia, guru dapat mengambil contoh kejadian aktual seperti peristiwa kesehatan, produksi makanan, atau bahkan isu-isu lingkungan yang sedang terjadi. Hal ini dapat menciptakan konteks yang lebih realistis dalam alam pikir mereka dan juga akan membentuk sinapsis di otak siswa antara apa yang sudah ada dalam pikirannya dengan apa yang sedang dia pelajari sekarang.[5]

 

Menggunakan Analogi atau Perumpamaan

Konsep kimia disampaikan dengan menggunakan analogi atau perumpamaan yang akrab bagi siswa dapat membantu mereka lebih mudah memahami dan mengaitkannya dengan kondisi sekitar. Membangun konteks spesifik untuk siswa tidak semua mata pelajaran bisa dihadirkan langsung terkait dengan pengalaman hidup siswa.[6]

 

Mengadopsi Teknologi Pembelajaran yang Relevan

Dalam setiap pembelajaran, guru dan siswa dapat menggunakan teknologi pembelajaran yang sesuai dapat menciptakan konteks yang lebih akrab dan menarik bagi mereka. Misalnya AR (Augmented Reality), siswa dapat berinteraksi dengan bentuk dunia virtual hanya melalui smartphone mereka. Siswa tidak lagi dihadapkan hanya dengan representasi 2D, mereka dapat memeriksa moleul dari setiap sudut pandang atau 3d. Dunia virtual dapat diisi dengan animasi perilaku molekul, video pembelajaran, dan juga aktivitas laboratorium.[7]

 

Melibatkan Siswa dalam Penelitian Lokal

Penelitian atau proyek lokal ini tidak hanya dapat meningkatkan pemahaman, tetapi juga memberikan pengalaman langsung kepada siswa terkait permasalahan-permasalahan yang akan mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga diperlukan untuk meningkatkan sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar.[8]

 

KESIMPULAN

Integrasi PCK khususnya aspek Knowledge of Specific Context membahas pengetahuan-pengetahuan tentang konteks spesifik yang harus dimiliki guru sehingga guru dapat menghadirkan pembelajaran yang kontekstual dan juga menjadi solusi untuk mengatasi kelemahan pembelajaran yang terjadi saat ini. Langkah-langkah yang bisa diambil oleh guru adalah melalui pemahaman profil siswa, penyusunan materi pembelajaran yang relevan dan aktual,  menggunakan analogi atau perumpamaan, mengadopsi teknologi pembelajaran yang relevan, dan melibatkan siswa dalam penelitian lokal.

 

Sumber

[1] Melanie Nind, artikel: “A new application for the concept of pedagogical contentknowledge: teaching advanced social science research methods?” (Southampton: University of Southampton, 2020), hal. 1.

[2] Marudut Sinaga dan Saronom Silaban: “Implementasi Pembelajaran Kontekstual untuk Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa” (Medan: Universitas Negeri Medan, 2020), hal. 1.

[3] Zulfikar Alimuddin, dkk, “Cara Mengajar Lebih Efektif dengan Menggunakan PCK” (Kalimantan Selatan: HAFECS PRESS, 2019), hal. 32.

[4] Ibid., hal. 66.

[5] Ibid., hal. 33.

[6] Ibid., hal. 40.

[7] Ratna Azizah Mashami, dkk, Jurnal: “Pengembangan Modul Pembelajaran Kontekstual Terintegrasi Augemented Reality untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa” (Jurnal Kependidikan Kimia, Universitas Pendidikan Mandalika, Vol. 9, No. 2, Desember 2021)

[8] Aas Yanuar Anggraeni, dkk, Jurnal: “Profil Peningkatan Kemampuan Literasi Kimia Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasi Kontekstual” (Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, UNNES, Vol. 14, No. 1, 2020).

 

Baca juga berita dan artikel kami di WA channel kami: WA channel HAFECS

Subscribe To Our Newsletter

Join our mailing list to receive the latest news and updates from our team.

You have Successfully Subscribed!

×

Kami siap membantu Anda

Selamat datang di Hafecs. Jika ada hal yang ingin ditanyakan terkait layanan kami, jangan sungkan untuk bertanya melalui call centre Hafecs di bawah melalui WhatsApp atau kirim email melalui halaman kontak kami
×