Perkembangan Teknologi Informasi (IT) tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Setiap inovasi yang diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kelangsungan hidup manusia. Teknologi memberikan banyak sekali manfaat, serta menciptakan cara baru bagi manusia untuk menjalankan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Terobosan teknologi di bidang mikroelektronika, bioteknologi, telekomunikasi, komputer, internet dan robotika telah mengubah secara mendasar cara manusia mentransformasikan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan. Perkembangan teknologi yang demikian cepat, dewasa ini memang telah membawa perubahan besar yang luar biasa bagi budaya manusia terutama di Indonesia.
Di Indonesia, pengaruh perkembangan teknologi yang begitu besar tak bisa dipungkiri sudah membawa perubahan besar bagi masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Salah satu contohnya adalah kehadiran smartphone. Smartphone telah memberikan pengaruh positif dan negatif. Dengan adanya smartphone, dapat memberikan kemudahan akses untuk mencari sebuah informasi, mempermudah komunikasi jarak jauh serta mempermudah pekerjaan dalam kehidupan. Namun dengan adanya smartphone, telah membawa perubahan besar terhadap gaya interaksi sosial di lingkungan masyarakat. Interaksi sosial pada era digitalisasi saat ini banyak dilakukan secara online melalui platform-platform media sosial. Misalnya facebook, whatsapp, instagram, dll. Smartphone tidak hanya merubah gaya interaksi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. akan tetapi, juga mempengaruhi sikap dan perilaku individu ketika berkomunikasi secara langsung pada lawan bicara atau ketika berkumpul bersama rekan-rekan sebaya. Seseorang akan lebih fokus pada smartphone-nya ketimbang lawan bicaranya. Fenomena ini sudah banyak dijumpai di lingkungan masyarakat terutama di Indonesia. Fenomena ini dikenal dengan istilah Phone-Snubbing atau Phubbing
Apa itu Phone-Snubbing ?
Phone-Snubbing atau Phubbing adalah kondisi dua orang atau lebih dalam suatu lingkungan, tetapi mereka berinteraksi lebih banyak dengan smartphone-nya dibandingkan dengan sesama mereka (Chotpitayasunondh dan Douglas, 2016). Istilah Phone-Snubbing atau phubbing diciptakan oleh Macquarie Dictionary untuk menggambarkan sikap mengabaikan seseorang demi telepon genggam. Kata phone-snubbing atau phubbing pertama kali dijelaskan oleh Direktur Akun McCann Group, Adrian Mills, yang bekerja dengan David Astle. Istilah ini telah muncul di media seluruh dunia dan dipopulerkan oleh kampanye “Hentikan Mabuk Gawai” yang dibuat oleh McCann.
Apa dampak dari Phone-Snubbing ?
Phone-Snubbing atau Phubbing telah membawa dampak buruk di lingkungan masyarakat. Sikap abai yang timbul akibat dari fenomena Phubbing akan berdampak pada kualitas hubungan sosial seseorang. Jika hal ini dilakukan secara terus-menerus atau adanya pembiaran dari masyarakat umum, maka fenomena tersebut akan menjadi sebuah kewajaran dan menjadi budaya baru di lingkungan masyarakat. Dampak paling buruk yang akan terjadi adalah timbulnya sikap acuh tak acuh terhadap peristiwa yang timbul di lingkungan masyarakat.
Apa faktor penyebab Phone-Snubbing ?
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tiara Amelia, dkk. pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia dalam jurnalnya yang berjudul: Phubbing, Causes and Impacts on Faculty of Public Health students, University of Indonesia, terdapat 2 penyebab Phubbing yaitu Fear of missing out dan late response. Fear of missing out (FoMo) adalah kondisi seseorang yang merasa takut dan gelisah akan ketinggalan sebuah informasi terbaru terhadap aktivitas dan event tertentu. sedangkan late response yakni suatu gambaran keadaan seseorang yang dianggap “tidak ada” jika tidak segera merespon pesan atau informasi dalam sebuah komunitas atau club yang diikutinya.
Bagaimana cara berhenti dari Phone-Snubbing ?
Phone-Snubbing bisa memberikan pengaruh buruk bagi pelaku maupun korban. Misalnya, korban akan merasa dikucilkan dan dianggap tidak penting. Hal ini akan berdampak pada kesehatan mental seseorang. Oleh sebab itu, penting untuk kita untuk mengatasi atau mencegah fenomena tersebut. Dilansir dari theasianparent Indonesia ada 3 cara untuk mengatasi Phone-Snubbing yaitu sebagai berikut:
- Zona larangan ponsel saat makan
Makan adalah waktu yang tepat untuk saling bercengkrama mengenai keluarga dan hal-hal yang ringan, jauhkan atau silent smartphone anda ketika makan merupakan tindakan yang baik untuk menghindari Phone-Snubbing atau Phubbing sehingga hubungan sosial semakin terjalin dengan baik
- Belajar meninggalkan ponsel
Cobalah untuk meninggalkan ponsel untuk kegiatan-kegiatan santai, seperti membersihkan ruang tamu, memasak atau ketika sedang berolahraga. Nikmati dan fokus pada kegiatan yang dilakukan.
- Tantang diri sendiri
Meninggalkan ponsel pada saat ini mungkin sudah menjadi sesuatu yang sangat jarang dilakukan, sebab bisa saja ada pesan atau informasi penting dadakan yang masuk entah itu dari perusahaan tempat kita bekerja atau dari dosen kita. Namun, cobalah untuk tidak memainkan smartphone untuk beberapa jam terutama di hari libur.
Dampak yang ditimbulkan dari Phone-Snubbing begitu besar terhadap sikap dan perilaku seseorang. Sikap acuh tak acuh seseorang akan berdampak pada kesehatan mental korban dari fenomena tersebut, hal ini dapat merusak kualitas hubungan sosial antar individu. Melihat dampak dari fenomena tersebut, maka meminimalisir penggunaan smartphone untuk hal-hal yang tidak begitu penting ketika berkumpul bersama rekan sebaya atau keluarga adalah tindakan positif untuk mencegah perbuatan Phone-Snubbing dan memelihara kualitas hubungan sosial kita di lingkungan masyarakat, kerja, kampus, keluarga, dll.
Daftar Pustaka:
Amelia, Tiara. Despitasari, Mieska. 2019. Phubbing, Causes and Impacts on Faculty of Public Health students, University of Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan. 18 (2). 122-134. https://doi.org/10.22435/jek.18.2.1060.122-134
Sondang, Ester. Mengenal Phubbing, Saat Seseorang Lebih Fokus kepada Ponsel daripada Orang Sekitar, https://id.theasianparent.com/phubbing, diakses pada 31 mei 2022 pukul 11.00
Penulis: Farhan
Editor: Silvy, Shafira
Bisa dimulai dengan hal hal kecil, contohnya mulai memakai produk indonesia, bisa batik dll. Anak muda sekarang suka stylish ya,…
Mantap! Bacaan yang berbobot! Perlu diperhatikan bagi para tenaga pendidik
Terbaik
PCK sangat berpengaruh guna membangun karakter peserta didik guna menunjang pengetahuan yang akan kedepannya
Bagaimana upaya melestarikan budaya nasional pada generasi muda?