PISA (Programme for International Student Assessment) yang merupakan program penilaian pelajar internasional, rutin memberikan  hasil kemampuan literasi membaca, berhitung, dan sains untuk pelajar di dunia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menemukan bahwa kemampuan pelajar Indonesia berada pada peringkat enam terbawah dari seluruh negara.

Rendahnya peringkat pelajar Indonesia dalam hasil penelitian PISA, dapat menjadi gambaran  kemampuan literasi siswa di Indonesia yang masih tergolong buruk. Melihat hal tersebut, perlu dilakukan kajian ulang dan pencarian solusi-solusi yang tepat untuk memperbaiki kualitas pelajar di Indonesia. Salah satu contoh solusi yang, dapat diambil adalah melalui  pembelajaran literasi visual pada anak usia dini.

Literasi visual adalah sebuah kemampuan untuk menginterpretasikan dan memahami, serta menafsirkan pesan yang ada dalam gambar atau visual. Literasi visual muncul sebagai solusi untuk melatih cara berpikir anak pada usia dini. Pendidikan anak usia dini ditujukan kepada anak yang berada antara usia 0 – 8 Tahun. Usia-usia tersebut merupakan masa golden age di mana pada usia tersebut kemampuan berpikir anak dapat berkembang secara pesat.

Kecerdasan, pola pikir, dan kemampuan literasi pada anak sedang berkembang pesat pada masa  golden age. Pada masa itu pula anak akan terdorong untuk menjadi pembelajar aktif. Mereka akan senang mengikuti pembelajaran dan mulai belajar secara langsung melalui apa yang ada di sekitar mereka maupun melalui semua indra yang ada pada diri mereka.

Orang tua dan guru memiliki fungsi yang penting sebagai peran pendukung untuk meningkatkan kemampuan literasi maupun kognitif pada anak. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pembelajaran visual. Anak-anak cenderung lebih menyukai pembelajaran yang menyenangkan, seperti kutipan dari Hurlock, seorang peneliti psikologi anak yang mengungkapkan bahwa tingkat konsentrasi anak hanya bertahan selama 10 – 15 menit. Oleh karena itu, pembelajaran untuk anak haruslah dengan pembelajaran yang menyenangkan agar anak tidak mudah bosan.

Pembelajaran yang menyenangkan dapat berupa permainan dan pembelajaran visual dengan menggunakan gambar-gambar (literasi visual). Pembelajaran visual dapat dilakukan dengan menampilkan simbol-simbol atau gambar-gambar untuk memperjelas makna verbal yang anak baca. Sehingga, dengan hal tersebut dapat mempermudah penangkapan pesan yang disampaikan dalam bentuk verbal. Sisi lain dari pembelajaran visual adalah untuk dapat memperlancar pemahaman dan juga memperkuat ingatan.

Berikut merupakan macam-macam media dalam literasi visual, yang dapat digunakan sebagai referensi pembelajaran:

  1. Media Foto

Media foto ialah suatu media yang menampilkan gambar fotografik seperti bagian tubuh manusia, macam-macam kendaraan, dan foto berbagai hewan. Tujuan penggunaan media foto adalah untuk memberitahu anak mengenai berbagai macam bentuk, dan jenis hal-hal yang ada di dunia.

  1. Media Grafis

Media grafis adalah suatu media 2 dimensi yang berbeda dengan fotografi. Media grafis merupakan media pembelajaran yang menggunakan media pandang grafis untuk mengkomunikasikan pesan-pesan pendidikan. Media grafis mempunyai berbagai macam bentuk seperti diagram, grafik, poster, dan kartun. Kelebihan dari penggunaan media grafis ini adalah dapat menarik perhatian siswa dengan menggunakan gambar yang berwarna-warni, dan juga dapat mempercepat pemahaman siswa.

  1. Media Model

Media model merupakan suatu media yang menggunakan tiruan dari benda nyata. Media model menggunakan konsep tiga dimensi, di mana kemampuan yang akan dilatih dari anak bukan hanya indra penglihatan dan kemampuan berpikir anak, namun juga melatih saraf sensorik mereka untuk dapat mengenali benda tersebut dengan baik.

  1. Media Realia

Media realia merupakan media pembelajaran yang menggunakan benda sungguhan untuk pengajaran anak, media realia berfungsi untuk memberikan pengalaman secara langsung kepada anak. Media realia dapat berupa seperti mata uang, tumbuhan, dan binatang.

  1. Media video

Media video merupakan suatu media pembelajaran menggunakan prinsip audio-visual, di mana media video menggunakan suatu gambar berjalan dan audio untuk menjelaskan apa yang terjadi dalam video tersebut. Pembelajaran menggunakan media video dapat melatih kemampuan berpikir dan menginterpretasikan hal-hal dengan mudah dengan melihat dan mendengarkan penjelasan. Selain itu, media video juga dapat melatih kemampuan anak untuk fokus pada penjelasan yang ada dalam video.

Berdasarkan beberapa penelitian mengenai literasi visual untuk peningkatan kemampuan anak, didapatkan temuan mengenai dampak positif  antara literasi visual dengan peningkatan kemampuan anak. Literasi visual juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas pelajar indonesia. Pembelajaran melalui literasi visual sangat penting dilakukan sejak masa kanak-kanak untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak. Tujuannya adalah ketika anak-anak beranjak dewasa mereka akan menjadi pribadi yang unggul, agar dapat menjadi agen perubahan bagi bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.

 

 

Daftar Referensi

Udayani, L. M. (2021). Penggunaan Media Visual “POSTER BERGAMBAR” dalam Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Anak Usia Dini. LAMPUHYANG, 12(2), 182-191.

Rahmatia, R., Pajarianto, H., Kadir, A., Ulpi, W., & Yusuf, M. (2021). Pengembangan Model Bermain Konstruktif dengan Media Balok untuk Meningkatkan Visual-Spasial Anak. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini6(1), 45-55.

Rosidah, L. (2014). Peningkatan Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini Melalui Permainan Maze. Jurnal Pendidikan Usia Dini8(2), 281-290.

Putri, A. A. A. D. (2019). Penerapan Metode Bercerita Menggunakan Media Audio-Visual untuk Meningkatkan Pemahaman Anak Usia Dini Mengenai Bencana Alam. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha7(3), 246-250.

Pujiastuti, D. (2019, June). Pemanfaatan Media Audio Visual Cerita Wayang Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Jawa Pada Anak Usia Dini. In Seminar Nasional Pendidikan 2015 (pp. 297-303).

Limarga, D. M. (2017). Penerapan metode bercerita dengan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan empati anak usia dini. Tunas Siliwangi: Jurnal Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung3(1), 86-104.

Zulkifli, T. I. (2020). Pengaruh Bermain Konstruktif Terhadap Kecerdasan Visual Spasial Anak Di Tk Islam Terpadu Nurul Fikri Makassar. TEMATIK: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Anak Usia Dini6(1), 1-7.

Dewi, K. (2017). Pentingnya Media Pembelajaran untuk Anak Usia Dini. Raudhatul Athfal1.

Sidhartani, Santi. (2016). Literasi Visual Sebagai Dasar Pemaknaan Dalam Apresiasi Dan Proses Kreasi Visual. Jurnal Desain, 3(3), 155-163.

Fadhli, M. (2016). Merangsang Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini dengan Media Video. ENTREPRENEURSHIP DALAM PERSPEKTIF PAUD, 133-140.

Ramadhani, D., & Zulkarnaen, S. (2021). Memanfaatkan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Putra, L. D., & Ishartiwi, I. (2015). Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif mengenal angka dan huruf untuk anak usia dini. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan2(2), 169-178.

Wulandari, Fitria. 2015. Media Visual Pada Pembelajaran Anak Usia Dini. http://fitriawulandaripaud.blogspot.com/2015/12/media-visual-pada-pembelajaran-anak.html (diakses pada 12 Oktober 2021 pukul 11:00)

Gambar 1. www.unsplash.com/Adel Grober Photo

Gambar 2. www.unsplash.com/karim manjra photo

Gambar 3 . www.unsplash.com/british library photo

Gambar 4. www.unsplash.com/british library photo

Gambar 5. www.unsplash.com/fakurian design

Gambar 6. www.unsplash.com/raimon klavins photo

 

Penulis: M. Rezeki Alvianto

Editor: Muhammad Zakwan

Subscribe To Our Newsletter

Join our mailing list to receive the latest news and updates from our team.

You have Successfully Subscribed!

×

Kami siap membantu Anda

Selamat datang di Hafecs. Jika ada hal yang ingin ditanyakan terkait layanan kami, jangan sungkan untuk bertanya melalui call centre Hafecs di bawah melalui WhatsApp atau kirim email melalui halaman kontak kami
×