Jika berbicara tentang perkembangan Novel Corona Virus memang tidak ada habisnya ya sobat. Setiap detiknya, virus ini semakin eksis di dunia manapun. Baik dunia medis, entertainment, pendidikan, penelitian dan perkembangan, kebijakan, hingga dunia yang paling dekat dengan kehidupan kita, dunia sosial. Pemberitaan-pemberitaan, terkait bertambahnya angka penyebaran virus Novel Corona Virus di media sosial, pun seolah tak habis-habisnya, menggempur kondisi mental, pikiran, dan tubuh kita semua.

Bahkan, baru-baru ini, seorang mahasiswi asal Indonesia yang tengah menempuh studi di Columbia University, pun sempat mengalami paranoid dan panic attack, akibat perkembangan virus ini. Sebagaimana yang dilansir dari halaman Indozone (04/04/2020) melalui akun instagram @voaindonesia Mehulika Sitepu menyampaikan, dirinya mengalami kecemasan luar biasa, lantaran hampir setiap 10 menit sekali, ia mendengar suara sirine ambulans berlalu lalang  mengitari pusat kota NYC (New York City). Kondisi tersebut menyebabkan, ia sulit bernapas dan segera berlari keluar kamar mandi, membuka jendela karena panik dan cemas berlebih.

Respon psikologis ini merupakan respon wajar yang dapat dialami setiap orang. Terutama, saat orang tersebut berada dalam situasi darurat, terancam, terteror, peperangan, ataupun kondisi-kondisi yang dinilai tidak aman. Baik disadari maupun tidak disadari oleh orang tersebut. Sebagaimana yang pernah diungkap oleh guru besar Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Prof. Koentjoro, dalam wawancaranya bersama jurnalis Tagarid, bahwa reaksi cemas, panik, khawatir, merupakan reaksi formasi akibat otak terlalu banyak terpapar informasi negatif.   Sehingga reaksi lainnya, berdampak pada perilaku, dimana seseorang sulit berpikir rasional, sulit bertindak atau memutuskan, dan khawatir berlebih, dikarenakan suatu kondisi atau stimulus negatif. Dalam hal ini, stimulus tersebut berasal dari suara sirine yang berlalu-lalang setiap 10 menit sekali.

Hal lain yang dapat menyebabkan reaksi formasi kecemasan tersebut terjadi yakni, mengingat bahwa Amerika menjadi salah satu negara, dengan zonasi termerah akan persebaran Novel Corona Virus atau Covid-19 di dunia. Ditambah, tidak adanya dukungan sosial yang berasal dari keluarga, kerabat, saudara atau sosial terdekat lainnya.  Yang dinilai mampu memberikan dan memenuhi kebutuhan akan rasa aman (security) di tengah situasi darurat, ketika merantau jauh di negeri orang. Apapun itu, berusahalah untuk tetap tenang. Sekalipun itu, menuntutmu untuk lebih kuat dan tegar, dalam menghadapi situasi-situasi sulit, yang paling tidak nyaman, saat ini.

Memang tidak mudah melewati situasi ini. Tetapi kami yakin, kamu dan kita semua bisa melaluinya, jika bersama-sama. Berusahalah untuk tetap bernafas dengan baik. Cari posisi yang menurutmu aman, seperti duduk di sudut sofa, tempat tidur, karpet, lantai, ataupun sudut lainnya yang menurutmu nyaman. Lakukan teknik bernafas relaksasi dasar (breathing execise). Tarik nafasmu (inhealing) pelan-pelan, tahan lima hitungan, lalu hembuskan (exhealing) kembali. Lakukan hal tersebut 3-4 kali, hingga ritme nafas dan detak jantungmu kembali teratur ya. Dan, berusahalah memikirkan hal-hal yang menyenangkan, momen-momen yang membahagiakan, yang dapat mengembalikan kestabilan emosi dan pikiranmu seketika. Makan coklat dan es krim bersama teman-teman atau keluarga misalnya.  Karena kondisi ini, akan segera kamu lalui dengan aman dan selamat. Bahwa kondisi ini akan segera berakhir indah, jika sudah waktunya. Dan tentunya, kamu tidak sendirian. Bersama, kita saling menguatkan ya sobat.

Ohiyaa sedikit intermezo saja nih untuk mengurangi ketegangan kita semua. Tahukah kamu, pada tanggal 04 April terjadi beberapa peristiwa penting di dalam sejarah dunia? Seperti jatuhnya pulau Mianggas ke tangan Hindia Belanda, Penandatanganan Perjanjian North Atlantic Treaty Organizations (NATO), hingga tewasnya aktivis HAM Martin Luther King? Info lebih lanjut bisa diklik di sini.

Terakhir,

Satu titik dua koma, robekan kain milik pak Ima. Ini bencana Covid sungguh luar biasa. Tetapi Bakti Banua akan selalu ada untuk sobat HafecsID Indonesia dimanapun berada. Terimakasih sudah mampir dan membaca, sampai berjumpa pada artikel berikutnya

Kontributor: Tessa Revananda Putri (Content Web—Health Psychology in Digital Interventions)

 

Subscribe To Our Newsletter

Join our mailing list to receive the latest news and updates from our team.

You have Successfully Subscribed!

×

Kami siap membantu Anda

Selamat datang di Hafecs. Jika ada hal yang ingin ditanyakan terkait layanan kami, jangan sungkan untuk bertanya melalui call centre Hafecs di bawah melalui WhatsApp atau kirim email melalui halaman kontak kami
×