PENDAHULUAN

Dalam era pendidikan yang terus berkembang, keterampilan berpikir kritis dan kemampuan dalam memecahkan masalah menjadi hal yang semakin penting bagi siswa untuk menghadapi tantangan di dunia nyata. Dunia semakin kompleks, manusia dituntut untuk menganalisis setiap situasi secara logis dan memecahkan masalah secara kreatif. Belajar bukan sekedar kegiatan mengetahui jawabannya. Belajar adalah sebuah petualangan seumur hidup, sebuah perjalanan penemuan tanpa akhir untuk mengembangkan pemahaman dan kepribadian kita sendiri.[1] Pentingnya membangun keterampilan ini telah mendorong penggunaan pertanyaan-pertanyaan tingkat tinggi (HOTS) dalam pengajaran di kelas. Pertanyaan HOTS dirancang untuk mendorong siswa berpikir secara mendalam, menganalisis informasi, mengevaluasinya, kemudian merumuskan solusi yang kreatif untuk masalah yang kompleks.

Salah satu kerangka kerja yang relevan dalam mendukung penggunaan pertanyaan HOTS adalah Revisi Taksonomi Bloom karya Anderson dan Krathwohl. Revisi Taksonomi Bloom menawarkan enam tingkat berpikir yang berkembang dari tingkat yang lebih rendah hingga lebih tinggi, memungkinkan guru untuk merancang pertanyaan yang sesuai dengan kemampuan kognitif siswa secara progresif.

 

PEMBAHASAN

Pada saat ini, pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan dalam memecahkan masalah menjadi semakin penting dalam konteks pendidikan. Dalam upaya untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan ini, penggunaan pertanyaan-pertanyaan tingkat tinggi (HOTS) telah menjadi strategi yang populer di kalangan guru.

Penggunaan pertanyaan HOTS di dalam kelas tidak hanya mendorong siswa untuk berpikir secara kritis, tetapi juga membantu mereka mengasah kemampuan dalam merumuskan solusi yang kreatif terhadap masalah yang kompleks. Dalam kerangka ini, Revisi Taksonomi Bloom yang diperbaharui oleh Anderson dan Krathwohl menawarkan panduan yang berharga bagi guru dalam merancang pertanyaan yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Selanjutnya evaluasi hasil belajar di sekolah juga sebagian besarnya merupakan butir-butir soal yang  berupa soal tentang hafalan, sedangkan hafalan sendiri itu merupakan tingkat terendah dalam   kemampuan berfikir seorang manusia.[2]

Guru dapat menggunakan Revisi Taksonomi Bloom sebagai landasan untuk menyusun pertanyaan yang relevan dan bermakna. Dalam konteks Taksonomi Bloom Revisi, setiap tingkat berpikir memiliki arti dan implikasi yang berbeda.[3] Berikut adalah detail untuk setiap tingkat berpikir:

  1. Mengenali Masalah (C1); Pada tingkat ini, siswa diperkenalkan dengan masalah atau situasi yang memerlukan pemecahan. Mereka mengidentifikasi unsur-unsur dasar dalam masalah tersebut dan memahami konteksnya.
  2. Memahami Masalah (C2); Siswa memproses informasi yang terkandung dalam masalah dengan lebih mendalam. Mereka menguraikan masalah menjadi komponen-komponen yang lebih kecil untuk memahami esensi dari masalah tersebut.
  3. Mengekseskusi Masalah (C3); Siswa menyajikan kembali masalah dengan cara yang lebih deskriptif atau visual. Mereka menggunakan grafik, diagram, atau ilustrasi lainnya untuk menjelaskan hubungan antara elemen-elemen masalah
  4. Menganalisis Masalah (C4); Siswa melakukan analisis mendalam terhadap masalah dengan mengidentifikasi pola, hubungan kausal, atau kontradiksi di dalamnya. Mereka membedah masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk memahami implikasi dari masing-masing.
  5. Mengevaluasi Masalah (C5); Siswa mengevaluasi kebermaknaan atau kevalidan solusi yang diajukan terhadap masalah. Mereka mempertimbangkan berbagai aspek dari solusi dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya.
  6. Menciptakan Inovasi Baru (C6); Pada tingkat tertinggi ini, siswa mampu menghasilkan gagasan-gagasan kreatif dan inovatif untuk memecahkan masalah. Mereka mampu merancang solusi baru yang belum pernah dipikirkan sebelumnya, atau memodifikasi solusi yang sudah ada dengan pendekatan yang lebih efektif atau efisien.

Dengan memahami setiap tingkat berpikir dalam Revisi Taksonomi Bloom, guru dapat merancang pertanyaan yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa untuk memfasilitasi pembelajaran yang efektif dan mendalam.

 

KESIMPULAN

Dalam upaya membangun kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah yang efektif, Revisi Taksonomi Bloom memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi guru dan siswa. Melalui langkah-langkah yang terstruktur mulai dari membaca masalah hingga menghadirkan inovasi baru, siswa dibimbing untuk berpikir secara mendalam dan kreatif. Dengan memahami dan menerapkan setiap tingkat berpikir, siswa dapat mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk berhasil dalam menghadapi tantangan di dunia nyata. Oleh karena itu, penggunaan pertanyaan-pertanyaan HOTS yang didasarkan pada Revisi Taksonomi Bloom menjadi suatu strategi yang sangat penting dalam pembelajaran modern, karena membantu mempersiapkan siswa untuk menjadi pembelajar yang mandiri, inovatif, dan berpikir kritis.

 

[1] Nur Ahyana dan Andi Alim Syahri, Jurnal: “Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Menurut Teori Anderson Dan Krathwohl” (Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar, Vol. 1, No.1, April, 2021), hal. 41.

[2] Nailatul Khalishah dan Nur Iklilah, Jurnal: “Taksonomi Bloom (Revisi):Tujuan Pendidikan dan Implementasinya dalam Pembelajaran Matematika” (Pekalongan: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Pekalongan, 2021), hal. 4.

[3] Ibid., hal 9.

 

Baca juga berita dan artikel kami di WA channel kami: WA channel HAFECS

Subscribe To Our Newsletter

Join our mailing list to receive the latest news and updates from our team.

You have Successfully Subscribed!

×

Kami siap membantu Anda

Selamat datang di Hafecs. Jika ada hal yang ingin ditanyakan terkait layanan kami, jangan sungkan untuk bertanya melalui call centre Hafecs di bawah melalui WhatsApp atau kirim email melalui halaman kontak kami
×