Penulis: Annisa Rahmalia

Sekolah merupakan tempat khusus yang dikondisikan pemerintah untuk para siswa belajar. Belajar seharusnya menjadi hal yang menyenangkan, karena ada hal-hal baru yang ditemui di dalamnya. Namun, dalam proses belajar tentunya akan ada rintangan yang dihadapi para siswa. Rintangan yang pasti dihadapi siswa yakni adanya rasa bosan dan jenuh terhadap pelajaran. Ditambah lagi dengan penerapan sistem full day school yang mengharuskan siswa menghabiskan sebagian besar waktunya dalam sehari untuk belajar di sekolah. Ketika siswa mengalami kejenuhan dalam belajar maka kemungkinan siswa cenderung tidak akan memperhatikan guru pada saat proses belajar mengajar, dan akan sulit menerima informasi yang diberikan, sehingga akan berdampak pada perkembangan sosialnya dan sering gagal dalam mengerjakan tugas-tugas atau tanggung jawabnya sebagai seorang peserta didik.

Melihat dari respon siswa terhadap pembelajaran, hal ini mirip sekali dengan respon alami manusia ketika berhadapan dengan stres. Walter Cannon adalah orang pertama yang mendeskripsikan respon tubuh yang dialami manusia jika dihadapkan dengan stres. Pada saat itu Walter bekerja sebagai fisiolog di Harvard Medical School. Walter Cannon mengidentifikasi reaksi stres sebagai fight or flight response. Filosofi fight or flight response adalah ketika berada di situasi yang tidak nyaman atau terancam, tubuh mempersiapkan dirinya dalam pilihan menghadapi ancaman tersebut atau lari dan menghindar. Menghadapi situasi yang tidak nyaman memang bukanlah hal yang mudah maka dari itu manusia memilih untuk menghindar atau flight. Kebosanan berkelanjutan yang dirasakan oleh siswa memungkinkan mereka untuk merasakan stres dalam belajar. Itu lah perasaan para siswa di dalam kelas ketika mereka dihadapkan dengan pelajaran yang membosankan, mereka akan mencari cara agar dapat kabur dari situasi yang membuat mereka stres.

Perasaan stres yang dirasakan siswa harus mendapatkan penanganan yang tepat dari para guru. Guru merupakan tenaga pendidik utama yang memberikan pembelajaran di kelas terhadap siswa. Sudah sepantasnya guru mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa di dalam kelas terutama perasaan stres yang membuat mereka tidak nyaman dan memilih menghindar dari proses pembelajaran. Kejenuhan dalam proses belajar bukanlah masalah baru di ruang kelas, maka dari itu guru dituntut untuk belajar dan konsisten menyelesaikan masalah dalam menjalankan profesinya. Untuk mengusir kejenuhan tersebut, guru bisa menggunakan model pembelajaran yang mengutamakan kegembiraan bagi siswa. Model pembelajaran yang dimaksud adalah Playful Learning.

Model pembelajaran ini merupakan konsep belajar sambil bermain, bagi siswa mereka dapat belajar tanpa merasa seperti mereka sedang melakukan pekerjaan yang berat. Dalam pembelajaran berbasis Playful Learning mereka dapat terus mencoba meskipun berkali-kali gagal. Kegagalan dalam permainan atau game biasanya tidak akan membuat motivasi mereka menjadi down melainkan siswa akan penasaran dan mencoba sampai mereka berhasil. Hal ini terjadi karena, dengan Playful Learning mereka dapat mengalami kegagalan tanpa merasakan adanya tekanan.

Game di dalam pelajaran memiliki banyak keuntungan bagi guru diantaranya, meningkatkan retensi materi yang dipelajari, meningkatkan keterlibatan siswa, meningkatkan rentang perhatian, meningkatkan konsentrasi, dan pengalaman belajar yang menyenangkan secara keseluruhan dengan sedikit situasi stres. Dengan belajar yang berbasis bermain siswa tidak akan merasakan tekanan berlebihan saat belajar. Rasa takut gagal pun sangat minim, tetapi digantikan dengan rasa curiosity yang memacu mereka untuk bisa berhasil dalam menjalankan game.

Ada banyak jenis game yang dapat diaplikasikan di ruang kelas dan pengaplikasiannya tergantung dari kebutuhan materi, situasi kelas, dan juga siswa yang akan bermain dalam game tersebut. Berikut adalah beberapa pilihan game menyenangkan yang kita rekomendasikan untuk dimainkan di ruang kelas:

Simulasi

(EduCentre, 2018)

Mengajar menggunakan simulasi adalah pembelajaran yang melibatkan penggunaan simulasi atau skenario yang mensimulasikan situasi suatu proses fenomena tertentu. Melalui simulasi ini, siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dengan memainkan peran tertentu, menghadapi tantangan, dan mengambil keputusan yang relevan dengan konteks yang disimulasikan. Simulasi dapat berupa simulasi fisik maupun simulasi digital. Contoh pengaplikasian simulasi adalah membuat teater sederhana di ruang kelas saat mempelajari topik proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Quiz

(SangPengajar, 2023)

Quiz adalah game yang cocok untuk semua mata pelajaran. Tugas guru hanyalah membuat soal-soal yang materinya sudah dipelajari siswa sebelumnya. Untuk meramaikan quiz ini guru bebas memvariasikan permainan quiz ini agar lebih menantang bagi siswa. Quiz bisa dibuat berkelompok untuk melatih kerja sama antar siswa dan membangun bonding bagi mereka. Guru juga bisa membuat rekap nilai dan memberikan reward sederhana bagi siswa yang mencapai skor tertinggi.

Puzzle

(Siedoo, 2020)

Apabila materi yang sedang diajarkan di kelas memuat banyak gambar dan mengharuskan siswa untuk mengingat gambar-gambar tersebut, opsi puzzle sangat cocok untuk situasi tersebut. Hal yang perlu diperhatikan nantinya adalah bagaimana cara guru mengkoordinir siswa dalam menjalankan game ini agar semua siswa mendapatkan perannya masing-masing.

Teka-Teki Silang (TTS)

(SMPN 13 Kota Bima, 2023)

TTS atau teka-teki silang merupakan suatu permainan kata yang biasanya berbentuk serangkaian ruang-ruang kosong berbentuk kotak berwarna hitam dan putih. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengisi kotak-kotak putih dengan huruf, membentuk kata atau frasa tertentu, dengan menyelesaikan petunjuk yang mengarah ke jawaban tertentu. Kotak yang berwarna hitam (atau warna lainnya) biasanya digunakan untuk memisahkan kata atau frasa yang berbeda.

TTS sekarang sudah sangat jarang dimainkan karena banyaknya permainan digital untuk mengusir kejenuhan. Popularitas teka-teki silang di Indonesia ada di hampir setiap majalah dan surat kabar di Indonesia sejak era 1970-an tetapi sekarang permainan ini sudah jarang dimainkan. Permainan ini dapat menjadi opsi untuk para guru dalam membuat variasi soal agar tidak terasa monoton.

Belajar merupakan tugas utama seorang siswa. Guru merupakan fasilitator dalam proses belajar tersebut. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan diperlukan banyak referensi dan variasi terhadap pembelajaran, agar pelajaran tidak terasa monoton. Untuk membuat variasi belajar sudah bukan hal yang menyulitkan lagi di zaman sekarang yang sudah serba digital. Ada banyak informasi dan inspirasi seputar mengajar yang bertebaran di internet. Tugas guru selanjutnya adalah mengidentifikasi style mengajar yang cocok bagi dirinya dan kebutuhan siswanya. Semoga dengan guru membaca banyak referensi seputar mengajar, pembelajaran di kelas bukan lagi menjadi hal yang membosankan apalagi momok yang menakutkan.

 

Penulis: Annisa Rahmalia

 

Sumber

  1. 5 Permainan Edukatif yang Mendukung Belajar Mengajar. (2022, Oktober 22). Retrieved from Zenius: https://www.zenius.net/blog/permainan-edukatif
  2. Benefits of Game-Based Learning. (n.d.). Retrieved from NewPath Learning: https://www.newpathlearning.com/the-latest-news/benefits-of-game-based-learning/
  3. Eka. (2023, Juli 7). Metode Mengajar Simulasi: Membawa Pembelajaran Aktif ke dalam Ruang Kelas. Retrieved from GuruInovatif: https://guruinovatif.id/artikel/metode-mengajar-simulasi-membawa-pembelajaran-aktif-ke-dalam-ruang-kelas?username=redaksiguruinovatif
  4. Greenberg, J. S. (2006). Comprehensive stress management 10th edition. New York, USA: McGraw-Hill Companies, Inc.
  5. ludenara Educational Approach. (2021, Juli 23). Retrieved from Ludenara: https://ludenara.org/tantangan-menerapkan-playful-learning-dalam-pendidikan-formal/
  6. Model Pembelajaran PJJ. (2021, Februari 22). Retrieved from Sekolah Melati Indonesia: https://smp.sekolahmelatiindonesia.sch.id/2021/02/22/model-pembelajaran-pjj/
  7. Nihayah. (2018). Pengaruh Bimbingan Belajar terhadap Kejenuhan dalam Belajar pada Siswa Kelas XI dI SMAN I Gerung Kabupaten Lombok Barat. Jurnal Kajian dan Penelitian Pendidikan Islam, 12(1).53-64.
  8. Soeli, Y. M., Yusuf, M. N., & Lakoro, D. D. (2021). Tingkat Stres Siswa Pada Sekolah yang Menerapkan Sistem Full Day School. Jambura Nursing Journal, 3(1).1-11.
  9. Yani, H. S., Naerih, Nurtiana, N. R., & Faiz, A. (2021). Peran Guru Dalam Pembangunan Mutu Pendidikan Melalui Proses Pembelajaran. Prosiding dan Web Seminar (pp. 168-173). Cirebon: e-Journal UMC.

Subscribe To Our Newsletter

Join our mailing list to receive the latest news and updates from our team.

You have Successfully Subscribed!

×

Kami siap membantu Anda

Selamat datang di Hafecs. Jika ada hal yang ingin ditanyakan terkait layanan kami, jangan sungkan untuk bertanya melalui call centre Hafecs di bawah melalui WhatsApp atau kirim email melalui halaman kontak kami
×