Banjarmasin, HAFECS (Highly Functioning Education Consulting Services) kembali menggelar training akbar bertema “Menjadi Guru Sakti Zaman Now” bertempat di Gedung Mahligai Pancasila (29/09). Acara yang terselenggara dengan baik tersebut mengundang 500 orang peserta yang terdiri dari guru, praktisi pendidikan, serta para mahasiswa-mahasiswi se-Kalimantan Selatan.
Acara ini disambut oleh Ketua Dewan Pengawas Yayasan Hasnur Centre, Bapak Nasib Alamsyah. Beliau mengungkapkan bahwa pada zaman ini guru perlu melakukan refleksi dan meningkatkan kemampuan kognisi agar dapat bersaing dengan guru-guru di luar negeri yang mana pada saat ini Indonesia masih jauh tertinggal dalam kompetensi mengajar dari negera lain.
Oleh sebab itu, para guru dituntut lebih peka dan terus memacu diri untuk menunjukkan kualitasnya. Sehingga mampu melahirkan metode-metode pengajaran baru yang adaptif sesuai dengan kondisi saat ini.
Direktur HAFECS Dr. (Cand) Zulfikar Alimuddin, B.Eng, MM didampingi oleh Trainer Bapak M.T Hidayat, S.Si menjadi pemateri utama sekaligus Master Trainer acara tersebut, beliau menjelaskan tentang Teaching Mastery Framework (TMF) dan memperkenalkan konsep Teaching Grading yang selama ini dilakukan HAFECS agar para guru khususnya Kepala Sekolah dapat mengaplikasikannya pada sekolah yang mereka pimpin. Dengan bantuan para Co-Trainers HAFECS, beliau mencontohkan ragam cara pengajaran efektif dengan menggunakan konteks pengajaran yang dapat diambil dari aktifitas harian.
Para Co-Trainers terdiri atas Taufik Hidayat, S.Si, Yudhistira Abdi, S.Si, Muhammad Zamrony, Lc, Dhea Amanda, S.Si, Rijali Riyadi, S.Pd, Randi Ahmad Irwanto, S.Pd, Choirunnisa, S.Si, Ubaidillah, S.Pd juga turut memberikan simulasi serta penjelasan tentang konsep cara pengajaran efektif dengan harapan agar para peserta dapat lebih intens dalam menerima dan memahami tentang TMF khususnya aspek-aspek penguasaan PCK dan HOTS.
Proses penyampaian yang dilakukan para Trainers secara interaktif ini membuat suasana pelatihan menjadi menarik. Selain penyampaian materi, para peserta diajak berdiskusi untuk bersama-sama menjawab apa saja permasalahan atau kendala dalam kegiatan pengajaran di kelas. Selain itu, para peserta juga dilatih untuk menganalisa soal-soal sesuai dengan kemampuan kognisi peserta didik, atau lebih dikenal dengan HOTS melalui tingkatan-tingkatan dalam Anderson Karthwol Taxonomy.
Tentu ini merupakan sebuah langkah awal sebuah proses transformasi pendidikan ke arah yang lebih baik karena dengan perkembangan zaman sekarang guru tidak hanya memberikan pengajaran sebatas ceramah kepada peserta didik tetapi juga harus bisa untuk memberikan konten-konten serta pertanyaan yang kreatif agar para peserta didik dapat lebih memahami maksud dari topik yang diajarkan. Guru juga harus mampu membuat semua peserta didiknya aktif dalam proses pembalajaran.
Mari menjadi salah satu kontributor untuk mensukseskan proses transformasi pendidikan di Indonesia. Guru “sakti” zaman now adalah guru yang memiliki kompetensi tidak hanya untuk dirinya sendiri namun dapat membawa peserta didiknya berubah dan memahami apa itu konsep pembelajaran.
Bisa dimulai dengan hal hal kecil, contohnya mulai memakai produk indonesia, bisa batik dll. Anak muda sekarang suka stylish ya,…
Mantap! Bacaan yang berbobot! Perlu diperhatikan bagi para tenaga pendidik
Terbaik
PCK sangat berpengaruh guna membangun karakter peserta didik guna menunjang pengetahuan yang akan kedepannya
Bagaimana upaya melestarikan budaya nasional pada generasi muda?